Langsung ke konten utama

Jurnal: Kehormatan, Menulis dan Membaca.


Hari sabtu, tanggal 18 mei 2019.

Hari ini saya melihat di media sosial adalah hari buku sedunia, atau hari membaca sedunia? Sebuah hari yang tidak pernah saya perdulikan sebelumnya, bahkan saya tidak tahu kalau hal semacam itu ada. Kenapa orang-orang mau membuang-buang waktunya untuk mengabadikan suatu hal yang bisa dibilang mebuang-buang waktu, maksud saya membaca adalah bukalah sekedar kegiatan untuk mengisi waktu luang lagi pada era ini, namun lebih kepada kebutuhan, sebagai manusia yang diciptakan dengan akal dan perasaan, serta keinginan untuk bertahan hidup, atau bisa disebut insting, hanya jika itu ada pada mahluk liar, membaca adalah sebuah cara untuk kita bertahan hidupkan? Jadi apa bedanya hal tersebut dengan bernafas? Makan? Buang air? Berhubungan seks? Saya kira tidak ada.

Namun, ya namun, semenjak saya memutuskan untuk menyukai membaca, atau membutuhkan membaca. Saya akan mencoba untuk mengingat-ingat hari ini juga sebagai Salah satu hari yang pantas untuk diingat, bahkan jika saya lupa nanti, sekarang teknologi sudah canggih jadi tidak perlu untuk saya mengingat secara sendiri, karena ingatan ini akan bersifat komunal dan aka nada ribuan, jutuan bahkan miliaran orang diluar sana yang mengingatkan saya menganai hal ini. Ya, dasar manusia dan sifat menyedihkannya, belum lima menit dia menuliskan bagaimana tidak “terhormatnya” membaca dengan menyamakannya dengan kegiatan lain, tapi sekarang dia malah ingin mengingatnya, dasar menyedihkan.

Berbicara soal terhormat, banyak orang di dunia ini, saya boleh mengeneralisasikan seperti itu, menyebut kegiatan membaca atau menulis adalah sebuah kegiatan yang terhormat, menulis atau membaca adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang beradab atau yang berperadaban. Tapi mereka melupakan hal bahwa menulis sesungguhnya adalah kegiatan yang lahir dari kekurangan manusia, juga sebuah upaya bertahan hidup yang tidak ada bedanya dari kegiatan-kegiatn lain yang saya sebutkan sebelumnya, sebuah keterbatasan yang bahkan kita tidak tahu apakah hal tersebut memiliki batasan atau tidak, ingatan.

Sebuah ingatan juga merupakan anugerah yang dimilik manusia dan sebuah kelebihan, bila dibandingkan dengan mahluk hidup lain, disini saya tidak memasukan selain mahluk yang bernafas sebagai bukan mahluk hidup, manusia memiliki ingatan yang relatif lebih kuat dan lebih panjang. Meskipun hal tersebut juga memiliki batas, seperti apa yang saya sebutkan sebelumnya, karena itulah manusia mengembangkan cara untuk memperpanjang ingatan mereka tanpa harus mendorong potensi diri mereka dalam mengingat hal sampai pada batasnya.

Dipiptakanlah tulisan pertama, tulisan yang sejauh pengetahuan saya, yang telah melakukan riset asal-asalan dan melakukan penelitian seenaknya, merupakan simbol-simbol dan gambar-gambar sederhana, bahkan cetakan-cetakan bagian tubuh manusia, seperti cetangan tangan, cetangan tangan, dan cetakan tangan. Selain itu manusia juga mulai menirukan benda-benda atau mahluk-mahluk yang ada disekelilingnya juga yang melakukan kontak dengan mereka, seperti contohnya mereka mulai menggambarkan sosok rusa, gajah purba, lalu bentuk manusia secara sempurna berikut dengan senjata yang mereka gunakan untuk berburu, berupa tombak bermata batu atau semacamnya. Lalu mereka mengembangkannya lagi menjadi simbol-simbol yang lebih kompleks, selain menggunakan benda-benda atau mahluk hidup yang ada disekeliling mereka, mereka juga mulai menggunakan simbol-simbol untuk mewakili atau merepresentasikan hal yang lebih kompleks lagi. Mereka mulai menggabungkan simbol-simbol itu untuk membantuk sebuah kalimat, atau menyusun sebuah cerita, bahkan hingga dikembangkan simbol yang mewakili suatu bunyi tertentu.

Hal ini tidak terjadi disuatu tempat tertentu, tapi terjadi diseluruh penjuru dunia pada masa tersebut, yang kemudian simbol itu berkembang menjadi huruf, lalu menjadi kerangka Bahasa dan menjadi Bahasa secara utuh, dengan struktur Bahasa yang tidak lagi sederhana, simbol-simbol yang kini mewakili bunyi ketimbang makna suatu benda atau mahluk tertentu, yang dapat disusun sehingga membantuk susunan bunyi yang mewakili makna tersebut. Kalau pembaca berpikir ini adalah sebuah hal yang menakjubkan, maka saya boleh berkata bahwa hal ini adalah wajar atau biasa saja adanya.

Selayaknya kemampuan lain untuk bertahan hidup, seperti kegiatan makan, dimana nenek moyang kita dulu memakan makanannya secara mentah, meskipun ada buah yang matang di pohonnya, yang saya maksudkan disini adalah bahan makanan tanpa diolah terlebih dahulu. Hingga akhirnya manusia menemukan api, meskipun tidak pernah ada yang kehilangan sebelumnya, dan menyadari bahwa bahan makanan tersebut dapat berubah, mulai dari bentuk, aroma, rasa, kepadatan, hingga gizi, meskipun hal itu juga baru diketahui jauh setelah ditemukannya teknologi. Lalu manusia mulai menemukan cara untuk berternak dan Bertani, sehingga mereka tidak akan khawatir dengan menipisnya bahan makanan yang disediakan alam. Hingga pada masa ini memasak bisa menjadi sebuah kegiatan yang mewah, bahkan saya boleh bilang tidak bisa, karena sudah banyak Teknik memasak yang dikembangkan oleh manusia, selain untuk bertahan hidup juga untuk memenuhi kepuasan dan rasa kaingin tahuan mereka.

Jika pembaca masih belum terbujuk dengan apa yang saya katakan, kita bisa melihat contoh yang lebih mudah seperti bernafas, kenapa lebih mudah? Karena kegiatan ini yang dirasakan oleh manusia tidak memiliki perubahan yang signifikan, bahkan tidak sedikit orang yang tidak menyadari bahwa kegiatan ini telah berubah. Ya bernafas, sebuah kemampuan alami yang dimiliki semua mahluk hidup, bahkan tumbuhan dan batu karang, yang terlihat seperti benda mati, yang kenyataanya juga bernafas setelah diketahui belakangan ini menurut penelitian. Jauh sebelum ini manusia bernafas hanya dalam keadan normal dan di tempat yang normal, namun pada masa ini kegiatan bernafas dapat dilakuakan bahkan di tempat-tempat yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, seperti di dalam dinginnya pelukan kedalaman laut, atau jauh di atas lautan kekosongan angkasa. Meskipun kegiatan tersebut dilakukan dengan bantuan alat tentunya, tapi apa bedanya dengan menulis?

Kegiatan menulis pada masa ini sangatlah jauh berbeda dengan kegiatan menulis pada masa sebelum ini, disini saya merujuk pada masa setelah tulisan kompleks dan Bahasa telah ditemukan secara utuh, ya, kegiatan menulis dan membaca sebelum ini dilakukan di banyak media, seperti batu, daun, kulit hewan yang dikeringkan, kulit kayu, dan wajarnya pada kertas. Menulis juga pada masa ini dilakukan dengan banyak menggunakan bantuan dari teknologi yang ada, menulis secara digital utamanya, sekarang sudah hadir perangkat lunak yang dapat membatu ejaan, struktur Bahasa, bahkan memerikasa originalitas tulisan tersebut, juga membaca yang sekarang bisa dikalakukan dimana saja dan kapan saja, dengan bantuan teknologi, bahkan ditengah kegelapan, dengan hadirnya layer yang mampu menerangi dan memperlihatkan tulisan tersebut.

Jadi saya boleh mengatakan, apabila menulis dan membaca adalah sebuah kegiatan yang terhormat, maka kegiatan lain seperti bernafas, buang air, berhubungan seks juga memiliki kehormatan yang tidak jauh berbeda. Meskipun setiap orang memiliki perbedaan dalam berpendapat, tapi saya tidak akan menghormati pembaca yang memiliki pendapat yang berbeda dengan saya, kecuali dia tidak mengungkapkannya atau mengungkapkannya di tempat lain. Ahmad Fauzy, sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen: Hasrat

Sesungguhnya manusia adalah mahluk paling tidak sempurna, bohong bila manusia dikatakan adalah mahluk yang paling sempurna, karena nyatanya banyak dari mereka yang sering merasa kekurangan dan terus meminta untuk lebih dan lebih, namun dengan penuh rasa kesombongan mereka mampu menyebut diri mereka sebagai mahluk paling sempurna. Bahkan di masa awal peradaban, nenek moyang dan para leluhur mereka berani menyebut diri sebagai homo sapiens sapiens atau manusia yang bijaksana, karena mereka merasa kurang puas hanya dengan menyebut diri mereka sebagai homo sapiens, yang sebenarnya juga merupakan nama pemberian mereka sendiri. Bahkan dalam peradaban yang bisa dibilang paling maju sekarang, dengan penemuan paling mutakhir, tidak pernah ada kesempurnaan setidaknya serperti yang diinginkan mahluk yang memenuhi muka bumi ini, segalanya selalu saja tidak pernah cukup, tidak pernah sempuna, selalu ada celah untuk mencari ketidak sempurnan itu.  -  malam itu gelap gulita, keheningan

Ulasan Novel Terusir Karya Buya Hamka

Ulasan mengenai novel terusir Judul Novel Terusir Penulis Buya Hamka Sinopsis Bercerita tentang perjalanan hidup Mariah, seorang wanita dari kalangan biasa yang terusir kehadirannya dari hidup Azhar suaminya dan Sofyan putra mereka. Ia kemudian terpaksa melanjutkan kehidupannya tanpa arah dan tujuan, sendirian di jalanan tanpa tempat untuk kembali, karena kedua orang tua Mariah telah meninggal, dan ia tidak memiliki sanak saudara. Diujung hidupnya yang penuh ketidak pastian dan penderitaan, satu-satunya hal yang dapat membuatnya bertahan adalah cintanya terhadap Sofyan putranya, bahkan setelah ia jatuh kedalam palung kehinaan paling dalam di hidupnya ia masih bertahan, dengan pengharapan kelak ia dapat bertemu dan mencurahkan rasa cintanya kepada Sofyan. Ulasan Terusir adalah sebuah novel yang bercerita tentang cinta, romansa kehidupan, dan permasalahan pelik yang menimpa sebuah rumah tangga yang hadir diakibatkan oleh sifat iri dan dengki, juga sebuah penggambaran secara nya

Cerpen: Persoalan Minta Minta

"Allahhu akbar.... Allahhu akbar....." dengan merdu Azan dilantunkan sang muazin, sebuah masterpiece, lantunan syair yang digumamkan tanpa alunan musik hanya bermodalkan pita suara, lebih merdu dibandingkan musik Mozart. Merdu, lantaran hanya mereka calon penghuni surgalah yang mampu menikmatinya -bukankah semakin sedikit penikmatnya semakin tinggi nilai hal tersebut- dan membuat mereka mampu melangkahkan kaki, melepaskan diri dari belenggu duniawi dengan segala gegap gempitanya. Sebuah panggilan akan deklarasi lemahnya sekaligus kuatnya seseorang yang menghamba kepada Allah. Lemah karena mereka tau bahwa mereka selalu hidup dalam ketergantungan, kuat karena mereka mampu memecah rantai belenggu dunia meski hanya sepersekian menit. Otong bergegas, berlari tunggang langgang menujur kamar dan segera berhadapan dengan almarinya. Digantinya pakaian main dengan kain sarung, songkok hitam dan baju koko putih, serta menjambret sajadah. Siap sedia dengan shalat