Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Cerpen

Cerpen: Bukan Kebebasan

Sumber:  https://www.deviantart.com/peterio/art/the-cage-143548745 Masih berada di tempat yang sama sejak hari itu, di sini aku terkurung dan hanya bisa memandangi orang-orang yang berlalu lalang dengan bebas mengarungi jalanan ibu kota dan memadati hiruk pikuk tempat perniagaan di pagi hari. Tenda-tenda yang berdiri sempoyongan di bibir jalan, kini bermandikan suara gemuruh teriakan, percakapan, langkah-langkah kaki manusia, hingga suara gemericik air yang jatuh menetes dari pepohonan, layaknya air mata kesedihan ku, yang hanya bisa terdiam di sini. Meskipun begitu semua terasa baik-baik saja, baik-baik saja aku rasa, setidaknya hingga teriakan-teriakan itu terdengar; "Aku mau itu" "Harganya berapa?" "Aku mau beli!" Teriakan para pembeli yang terdengar seperti nyanyian yang menari di udara dan masuk ke telinga penjual itu, lebih layak disebut palu penghakiman bagi ku, karena itu menandakan kebebasan yang sudah tidak aku mil...

Cerpen: Peruburuan, Tradisi dan Ekspektasi

                Sumber: Pribadi “Aku berhasil! Aku berhasil menemukannya! dia di sini” Suara itu memecah keheningan malam dan kesunyian hutan, pun hiruk pikuk para pemburu yang sedari tadi berlarian kesana kemari mencoba menemukan jejak Kajun, bocah yang ditelan oleh gelapnya malam, dan pekatnya kabut yang menyelubungi jantung hutan itu. Dengan segera juga para pemburu itu berlarian menuju ke arah suara itu berasal. - Sudah menjadi sebuah tradisi di desa terpencil di ujung selatan pulau kecil, di sebuah gugusan pulau di utara Nusantara, untuk melakukan perburuan babi hutan bersama-sama, sebuah perlombaan yang tidak hanya mempertontonkan kekuatan fisik tapi juga ketangkasan, dan kecakapan dalam berpikir cepat, karena babi hutan adalah salah satu hewan liar yang paling sulit ditangkap di kawasan hutan tersebut. Daerah yang ditutupi oleh rimbunnya pohon yang menjulang tinggi dan mengakar kuat di atas permukaan tanah, lebatnya semak beluk...

Cerpen: Pesan Terakhir

Sumber: http://news.rakyatku.com/read/135784/2019/01/17/musim-hujan-kesempatan-emas-untuk-berdoa Rintik-tintik air hujan turun membasahi bumi seolah-olah menangisi kejadian yang tengah terjadi di seputaran bumi ini, pikirku kalau langit saja yang begitu angkuh, berdiri kokoh di angkasa sudi untuk bersedih, bagaimana dengan manusia? Mahluk pongah yang hidup melata di seantero jagad ini, masihkah perasaan itu bersarang di dalam sanubari mereka? Ataukah sudah moksa dari sukmanya? - Di tengah, di antara tangaisan langit yang menderu-deru yang mampu membuat tirai dari tumpahan air itu, sesosok mahluk pongah yang sedari tadi aku bayangkan, muncul dari dalam pelukan sang malam, keluar mencari kehangan dibawah lampu pijar temaram, kedai pinggir empang daerah Pamulang. Sosok tersebut mengenakan batik lengan panjang, celana bahan hitam, dan sepatu pantofel hitam, dengan tas ransel bertengger di punggungnya, juga tas kotak terbuat dari plastik bening, yang isinya dapat dil...

Cerpen: Api Kecil, Si Pemurung.

Sumber : https://creativemarket.com/camaralenta/673354-Open-book-fire Pada saat ini juga aku membayangkan diriku berdiri di atas puncak tertinggi gunung Olimpus, berada di atas singahsana mahadewa Zeus, memegang petir di tangan kanan dan memerintah para dewata dengan tatapan tajan dan menunjuk dengan tangan kiri. Berkendara dan berkeliling tempat para dewata mengendarai sais yang ditarik oleh Pegasus dan kuda terbang lainnya. Menemui mahadewa lain, yang tidak lain adalah kedua adik kecil ku, Poseidon dari kolam air kecilnya dan Hades yang muncul dari dalam percikan api kecil. Di sana kami berbincang mengenai pengalaman kami setelah melumat dan memusnahkan Kronos, mendiang ayah kami yang juga merupakan tintan sang pelahap. Poseidon tertawa terbahak – bahak saat ia mengingat betapa berharga juga mengerikannya hari – hari itu pada saat yang bersamaan dalam hidupnya, ia berkata bahwa ia ingat betapa beruntungnya dia ketika dapat menghalau serangan Kronos dengan trisulanya, senj...

Cerpen: Cinta di Ujung Suara

Sumber : https://twitter.com/SaungbingkaiDh1/status/1004021490231021569 Rutinitas, rutinitas, rutinitas, sebuah belenggu yang menurutku sah-sah saja semua orang mengeluh dan merasa ingin terlepas darinya, tapi, banyak juga orang yang sadar bahwa hal itu tidaklah mungkin terjadi untuk selama-lamanya, atau mereka sadar bahwa melepaskan rutinitas hanya bisa terjadi dalam sekejap mata, poof kau bebas, dan poof kau terikat kembali. - Masih di waktu petang aku menunggu kedatangan MRT dari stasiun Blok M untuk pulang menuju stasiun Lebak Bulus. Semuanya terasa begitu membosakan, suara klaksok tiap kendaraan mulai terdengar padat memenuhi tiap ruang yang ada dalam telinga, suaranya bersaut-sautan seperti orkestra jalanan. Belum lagi angin dingin waktu petang yang mulai berhembus, ia selalu datang saat sang surya mulai meninggalkan belahan bumi yang kupijaki dan menanggalkan rasa hangat dari sinarnya. Membuatku menggigil akibat dingin yang menyengat, dan semua rasa dingin ini men...

Cerpen: Alif dan Perhitungan

Sumber: https://www.wajibbaca.com/2018/01/pelajaran-hidup-ayah-aku-tidak-mau-lagi.html Alif di masa remajanya. “Pasti ini yang ke delapan.” “Gak mungkin, ini itu baru yang ketujuh, gua tau ko.” “Mustahil, tadi saya menghitung sebelum ini adalah yang keempat, jadi pastilah ini yang kelima.” “Tapi tadi dia mengatakan nama yang ketiga, jadi logikanya ini pasti yang kesembilan.” “Kalo gua bilang tujuh ya tujuh.” “Tapi kan ini dihitung secara berpasangan, jadi tidak mungkin pakai angka ganjil, pasti pakai angka genap, jadi ini yang ke delapan.” “Tapi, menurut saya yang ganjil juga harus dihitung meskipun ini berpasangan, jadi ini pasti kelima.” “Total keselruhankan ada dua puluh, lalu nama pertama diucap sebelum untuk yang kelima, nama kedua untuk yang ketujuh dan nama yang ketiga untuk yang kesembilan, jadi ini yang kesembilan, itu baru masuk akal.” “Mustahil, saya yakin ini yang kelima.” “Buktinya udah kuat, ini tuh yang kesembilan.” “Ini tujuh...

Cerpen: Hasrat

Sesungguhnya manusia adalah mahluk paling tidak sempurna, bohong bila manusia dikatakan adalah mahluk yang paling sempurna, karena nyatanya banyak dari mereka yang sering merasa kekurangan dan terus meminta untuk lebih dan lebih, namun dengan penuh rasa kesombongan mereka mampu menyebut diri mereka sebagai mahluk paling sempurna. Bahkan di masa awal peradaban, nenek moyang dan para leluhur mereka berani menyebut diri sebagai homo sapiens sapiens atau manusia yang bijaksana, karena mereka merasa kurang puas hanya dengan menyebut diri mereka sebagai homo sapiens, yang sebenarnya juga merupakan nama pemberian mereka sendiri. Bahkan dalam peradaban yang bisa dibilang paling maju sekarang, dengan penemuan paling mutakhir, tidak pernah ada kesempurnaan setidaknya serperti yang diinginkan mahluk yang memenuhi muka bumi ini, segalanya selalu saja tidak pernah cukup, tidak pernah sempuna, selalu ada celah untuk mencari ketidak sempurnan itu.  -  malam itu gelap gulita, k...