Sumber: https://www.booksoftitans.com/stuart-browning/2007-reading-list/ |
Judul: Veronika Decides to Die
Penulis: Paulo Coelho
Tahun: 1998
Sinopsis
Novel ini menceritakan potongan kisah hidup dari Veronica, seorang wanita muda berumur dua puluh lima tahun yang tinggal di sebuah kota yang bernama Ljubljana di negara Slovenia, yang sangat dramatis dan penuh dengan misteri. Novel ini berawal ketida Veronica memutuskan untuk bunuh diri, namun bukannya mati setelah bunuh diri dia malah berkahir masuk kedalam rumah sakit jiwa Villete, di dalam rumah sakit jiwa itu dia mendapat vonis dari dokter Igor, dokter kepala yang bertanggung jawab atas rumah sakit tersebut, bahwa ia akan segera meninggal dalam beberapa hari kedepan. Maka veronika harus menghabiskan waktunya selama beberapa hari di dalam rumah sakit jiwa sambil menunggu ajal menjemputnya.
Ulasan
Veronica decide to die adalah sebuah novel romansa yang penuh dengan nilai filosofis di dalamnya, layaknya karyanya yang lain, Paulo Coelho selalu saja tidak hanya menghadirkan cerita yang penuh dengan filosofis namun juga mampu menggambarkan cerita menggunakan kata-kata yang puitis.
Kejadian-kejadian yang dialami oleh Veronica dalam novel ini yang relevan dengan masalah yang ada sering hadir dalam kehidupan terutama dalam kehidupan orang-orang muda. Salah satu masalah yang ditekankan dalam novel ini adalah tidak adanya tujuan hidup, Veronica seorang wanita cantik, memiliki tubuh yang sempurna dan pekerjaan, ia mampu mengencani siapa saja yang ia inginkan namun ia tidak memiliki tujuan hidup. Veronica juga diceritakan mengalami kehampaan dalam hidupnya karena ia tidak memiliki tujuan tertentu selain menjalani kehidupan di dunia dan tidak memiliki rencana setelahnya, hal ini terjadi kepada Veronica karena ia merupakan generasi dimana mereka sudah mulai tidak mengenal tuhan, generasi dimana mereka sudah mulai jarang menjalani prosesi ibadah, dan lebih mementingkan dunia. Dan hal ini sangat relevan dengan apa yang sekarang terjadi di dunia ini khususnya pada mereka yang hidup di perkotaan, mereka lebih mementingkan materi dibandingkan nilai-nilai sufistik atau spiritual yang dalam banyak kasus membuat diri mereka merasa hampa dan tak memiliki tujuan hidup.
Seperti contohnya pada kasus bunuh diri yang sering terjadi di Jepang, kasus ini biasanya terjadi pada masyarakat perkotaan terutama pada mereka yang masih masuk dalam usia produktif. Mereka yang sedang berjuang untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan di dunia dan kehidupan materil namun melupakan kebutuhan spiritual mereka. Banyak dari mereka yang mencoba mengisi kekosongan dalam jiwa mereka dengan bersenang-senang seperti mabuk-mabukan atau menghabiskan waktu di klub malam, namun mereka lupa bahwa hal itu hanya berkerja untuk beberapa saat layaknya doping yang tidak memiliki pengaruh dalam janka panjang.
Meskipun Veronica adalah seorang pribadi yang tidak memiliki tujuan hidup tertentu, ia digambarkan sebagai pribadi yang menarik dan memiliki daya tarik tersendiri dalam novel ini, dalam salah satu kejadian misalnya saat dia memutuskan untuk bunuh diri, ia tidak langsung bertidak begitu saja dan secara brutal mengakhiri hidupnya, namun ia melakukan beberapa perhitungan, ia memikirkan akibat apa yang akan terjadi apabila ia mengakhiri hidupnya dengan cara tertentu.
Contohnya, pertama-tama ia berpikir untuk bunuh diri dengan cara memotong urat nadinya layakanya perempuan dalam cerita-cerita romatis, namun dia berpikiran dan merasa kasihan dengan orang yang akan membersihkan kamarnya kemudian, dan hal itu akan berdampak buruk dengan citra tempat tinggalnya sehingga tidak akan ada lagi yang mau tinggal disana. Kedua, ia memutuskan untuk lompat dari laintai atas gedung, namun ia kembali berpikir bahwa hal itu akan membuat tubuhnya hancur dan membuat dirinya sulit dikenali. Dan akhirnya ia memutuskan bunuh diri dengan meminum pil tidur, tapi dalam melakukannya pun ia tidak langsung meminumnya dalam jumlah banyak dalam satu waktu namun meminumnya secara berkala hingga ia hilang kesadaran.
Selain dari penggambaran karakter Veronica yang menarik dalam novel ini, pandangan atau pemikiran dari penulis yang dituangkan dalam cerita ini juga sangatlah menarik, terutama dalam pandanganya mengenai kegilaan yang dituangkan melalui pemikiran dan ide dari karakter-karakter yang ada dalam cerita. Seperti yang diceritakan Veronica tidak berhasil membunuh dirinya sendiri, namun ia malah berakhir di dalam rumah sakit jiwa, disana ia bertemu dan berinteraksi dengan para pasiendan menemukan hal-hal yang menarik yang tidak pernah ia sangka sebelumnya.
Di dalam rumah sakit jiwa tersebut ia bertemu dengan Zedka, salah satu pesien yang ia termukan tidaklah gila seperti apa yang selama ini ia dan orang lain anggap di luar sana. Zedka justru memaparkan padanganya mengenai kegilaan kepada Veronica secara logis, menurutnya orang yang hidup dalam dunia sendiri adalah orang gila, seperti orang schizophrenia, psikopat, dan maniak. Orang-orang yang berbeda dari orang lain. Contohnya seperti Einstein yang mengangap bahwa tidak ada ruang atau waktu, yang ada adalah kombinasi dari keduanya, Columbus yang beranggapan bahwa diluar sana terdapat benua lain dan bukanlah ujung dunia seperti yang orang-orang percaya pada saat itu, atau the Beatles yang membuat lagu yang berbeda dan berpakaian seperti orang-orang dari zaman yang berbeda pada masa itu.
Selain Zedka, ia juga bertemu dengan Mari salah satu pasien yang merupakan anggota dari keompok persaudaraan yang ada di dalam rumah sakit jiwa itu. Kelompok persaudaraan adalah sebuah kelompok yang beranggotakan pasien-pasien yang tidaklah gila, namun mereka berpura-pura gila dan memutuskan untuk tetap tinggal di dalam rumah sakit, dengan alasan mereka sudah terbiasa tinggal disana.
Hal ini menjadi menarik karena pada kenyataannya mereka berhasil membentuk komunitas tersendiri di dalam rumah sakit jiwa yang beranggotakan pasien-pasien yang tidak gila, atau dalam hal ini saya boleh menulis, relatif memiliki kesamaan yaitu tidak gila. Hal ini menjadi menarik berhubungan dengan pandangan Zedka mengenai siapa itu orang gila, orang gila adalah mereka yang hidup dalam dunianya sendiri, mereka yang berbeda. Dan mereka menolak untuk keluar karena apabila mereka keluar dari sana, meskipun dengan vonis bahwa mereka sudah sembuh, mereka akan tetap dianggap berbeda. Hal ini menjadi berhubungan dan menjadi jelas bahwa gila yang coba dihadirkan dalam Novel ini bukanlah dalam bentuk kehilangan kesadaran atau akal, tapi justru malah menemukan kesadaran dalam tempat atau dunia baru yang mereka miliki masing-masing.
Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang menyukai kisah-kisah yang penuh dengan kejutan dan romantisme, juga bagi mereka yang menyukai kisah-kisah modern dengan permasalahan yang tidak terlalu jauh dengan apa yang ada disekitar pembaca.
Komentar
Posting Komentar