Sumber: https://www.bukalapak.com/p/hobi-koleksi/buku/filsafat/c7agz2-jual-ramayana-ed-cov-baru |
Ulasan Novel Ramayana oleh Nyoman S. Pendit
Judul : Ramayan
Pengarang : Nyoman S. Pendit
Tahun : 2006
Sinopsis
Ramayana berkisah mengenai kisah hidup Rama, seorang pangeran kerajaan kosala, putra mahkota dari raja Dasaratha dan Kausalya, juga kakak bagi ketiga adiknya Baratha, Laksmana dan Saturguna. Dikisahkan rama adalah seseorang yang menjunjung tingi dharma atau kebajikan dan merupakan pribadi yang memiliki sifat sempurna dan merupakan panutan bagi saudara-saudaranya maupun orang lain. Ia juga adalah anak yang berbakti kepada ayahnya dan ibu-ibunya, diceritakan ia bahkan mau menerima perintah untuk mengasingkan diri selama empat belas tahun di hutan guna memenuhi janji ayahnya kepada salah satu istrinya yaitu Kaikeyi dan menyerahkan haknya sebagai penerus raja kepada adiknya Bharata. Ramayana juga terkenal dengan adanya kisah penyelamatan Sita, istri Rama, dari cengkraman Rahwana yang berujung pertempuran antara pasukan Rama, yang terdiri dari pasukan Wanara (manusia monyet) dari kerajaan Kiskenda dan pasukan raksasa Rahwana dari kerajaan Alengka.
Ulasan
Ramayana adalah sebuah legenda klasik Nusantara yang diadaptasi dari karya sastra kalsik India dengan judul yang sama, dalam novel ini Nyoman S. Pendit mencoba kembali menghadirkan kisah klasik Ramayana dengan gaya penceritaannya sendiri dan coba ditampilkan dengan lebih singkat namun tanpa mengurangi isi dari cerita Ramayana itu sendiri. Novel ini sendiri dibagi menjadi 39 bagian atau bab, entah hal ini dilakukan sekedar untuk menekankan alur cerita atau sekedar mempermudah penulisan, karena alur cerita Ramayana terkenal panjang, tapi nyatanya hal ini memudahkan pembaca, karena pembaca dapat mengikuti cerita dengan mudah, tanpa harus terombang-ambing dalam alur cerita keseluruhan yang lumayan panjang, dan selalu dapat dengan mudah kembali ke beberapa bagian tertentu apabila melupakan poin penting tanpa harus membaca kembali keseluruhan cerita dari awal.
Seperti yang dituliskan bahwa Ramayana adalah sebuah legenda klasik Nusantra yang diadabtasi dari sastra klasik India, jadi dalam penceritaanya terdapat banyak varian cerita, mulai dari versi klasik India, versi Hindu, versi perwayangan, versi Jawa, hingga versi-versi lainnya, jadi jangan heran apabila saat membaca Novel ini anda menemukan beberapa perbedaan baik itu kecil maupun besar, dengan kisah Ramayana yang mungkin anda pernah dengar di tempat lain. Dalam Novel ini sendiri cerita Ramayana yang diangkat cenderung mengambil dari versi Hindu, karena banyak dari isi novel yang menonjolkan ajaran-ajaran Hindu, baik itu secara prosesi atau tata cara beribadah dan berdoa, maupun ajaran-ajaran berupa falsafah menurut ajaran Hindu.
Meskipun populernya kisah Ramayana di masyarakat dan di dunia adalah mengenai peculikan Sita oleh Rahwana dan peperangan antara Wanara dan Raksasa, dalam novel ini saya menemukan hal-hal yang lebih menarik. Dalam salah satu kisah, diceritakan raja Dasaratha akan mengangkat Rama sebagai penggantinya, namun pada saat akan dilaksanakan upacara penaubatan Rama sebagai pengganti raja Dasaratha, ia mendapat protes dari Kaikeyi salah satu istrinya. Kaikeyi menagih janjinya kepada raja Dasaratha sewaktu muda yang menjanjikan bahwa apabila ia bisa memberi keturunan seorang pria, maka anaknyalah yang akan dijadikan penerusnya. Akhirnya raja Dasaratha mengalami pergolakan jiwa, disatu sisi ia ingin melihat Rama menjadi penerusnya namun disisi lain ia tidak dapat ingkar janji kepada istrinya, akhirnya untuk memenuhi janji ayahnya kepada salah satu istrinya, Rama rela untuk menyerahkan takhtanya kepada adiknya Baratha, yang merupakan anak kandung Kaikeyi dan menjalani pengasingan selama empat belas tahun bersama Sita istrinya dan Laksmana adiknya.
Hal ini menarik karena diceritakan tindakan yang dilakukan oleh Kaikeyi semata-mata didasari rasa kasih sayangnya terhadap anaknya yaitu Baratha, dan bukan karena perasaan untuk menyingkirkan Rama apalagi menyengsarakan orang lain. Hal ini menjadi menarik karena sangatlah relevan dengan kehidupan keseharian kita, karena tidak sedikit akibat buruk atau penderitaan yang didapat akibat sebuah keputusan ataupun perbuatan yang sesungguhnya di dasari dengan niat yang baik. Hal ini mengingatkan kita agar memikirkan secara masak-masak sebelum kita mengambil suatu keputusan, karena meskipun keputusan itu di dasari oleh niat yang baik bagi kita, namun belum tentu hal itu akan berakibat baik juga bagi orang lain.
Selain itu hal lain yang menarik adalah alasan kenapa Sita bisa diculik oleh Rahwana. Diceritakan Sita meminta Laksmana untuk menangkap seekor kijang kencana yang kebetulan lewat di tempat pondok pengasingan mereka, namu Laksmana menolak dengan alasan ia tahu bahwa hal itu adalah jebakan para raksasa yang ingin mencelakai mereka dan memperingatkan Sita, Rama yang juga mengetahui hal itu diam saja. Namun Sita terus merengek dan memaksa Laksmana untuk menangkap kijang itu, karena tidak tahan akhirnya Rama yang pergi untuk menangkap kijang itu, singkat cerita mereka mendengar jeritan yang mirip suara Rama dari dalam hutan, lalu Sita panik dan memintanya untuk pergi dan Segera menolong Rama. Namun lagi-lagi Laksmana menolak, dengan alasan itu adalah tipuan musuh, tapi Sita tidak percaya dan malah menuduh yang bukan-bukan, lalu karena kesal Laksmana akhirnya pergi meninggalkan Sita sendirian. Dan saat itulah Rahwana muncul dan menculik Sita.
Pada dasarnya kejadian tersebut melambangkan hukum sebab-akibat atau dalam ajaran Hindu lebih diketahui sebagai karma, seseorang akan mendapat balasan atas hal-hal yang telah ia perbuat, baik dan buruknya tergantung perbuatannya, dan hal itu bisa langsung terjadi ataupun membutuhkan waktu lama untuk menjadi kenyataan. Namun bukanlah hal itu yang menarik, menurut saya yang menarik justru adalah kepolosan dari Sita itu sendiri dan keinginannya untuk menangkap kijang kencana tersebut. Karena hal menurut saya tidak ada bedanya dengan nafsu, dan yang menarik adalah, pada umumnya mereka yang mengejar atau menuruti nafsunyalah yang akan mendapatkan akibatnya, atau karmanya. Tapi dalam cerita ini, bukan hanya Sita yang harus menanggung beban, atau akibat dari nafsunya tersebut, Rama, Laksmana, bahkan di cerita selanjutnya, para wanara juga ikut menanggung akibatnya dengan berperang melawan pasukan raksasa.
Hal ini sejalan dengan apa yang sering terjadi di sekeliling kita, terkadang kita melalukan sesuatu secara berlebihan hanya untuk memenuhi nafsu kita belaka, entah itu disengaja ataupun tidak. Tapi yang menerima ganjaran dari nafsu kita bukanlah hanya kepada diri kita sendiri, tapi orang-orang yang berada di dekat kita juga ikut terkena ganjarannya.
Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang menyukai kisah-kisah legenda dan mitos, yang berisi mahluk-mahluk atau kejadian-kejadian duluar akal, namun tetap memiliki pembelajaran hidup di dalamnya.
Komentar
Posting Komentar