Langsung ke konten utama

Kejahatan Saya Karena Berpikir Tentang Kebaikan

Sumber: https://verdict.justia.com/2020/01/02/why-does-evil-exist-in-the-world

    Apa itu kebaikan? sebelumnya tidak pernah terbesit dalam pikiran saya arti dari kata yang sering kali orang gunakan sebagai pelarian ini. "Untuk kebaikan bersama", "terlalu baik untuk aku", "baik-baik saja", sampai pada tahap "orang baik". Sungguh kebaikan itu telah menjelma menjadi topeng, menjadi pelarian dan menjadi jalan keluar dari keadaan yang tidak “baik” untuk orang yang “baik”.

    Selama ini saya selalu disuguhkan dengan ungkapan “kebaikan akan selalu menang atas kejahantan”, padahal kalau saya coba pikirkan lebih jauh kejahatan adalah satu-satunya sahabat dari kebaikan yang senantiasa selalu ada di sampingnya. Tetapi, kejahatan selalu diapandang sebelah mata dan kebaikan selalu diagung-agungkan. Kalau memang demikan agung kebaikan itu, kenapa Dia turut menciptakan kejahatan untuk bersanding dengan kebaikan? Bukankah yang agung hanya bisa bersanding dengan yang sederajat?

    Awalnya saya berpikir bahwa arti kata baik sudah menjadi bias, hal ini terjadi akibat penyalahgunaan kata tersebut oleh orang-orang yang tidak paham-paham amat dengan kata tersebut, namun berhubung ini negara bebas, semua orang menggunakannya dengan sesuka hatinya. Tapi, belakangan sayalah yang salah, baik ternyata memang bermakna bias, baik hadir sebagai pemersatu banyak kata yang sebenarnya lebih indah jika digunakan secara tepat, baik hadir untuk memudahkan dan memanjakan cara berpikir orang bodoh, kamus pun berkata demikian.

    Karena itu dalam setiap percakapan saya, sering kali saya berucap "Saya akan senantiasa menjadi orang jahat" kalau kata baik masih digunakan secara salah atau disalahgunakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerpen: Hasrat

Sesungguhnya manusia adalah mahluk paling tidak sempurna, bohong bila manusia dikatakan adalah mahluk yang paling sempurna, karena nyatanya banyak dari mereka yang sering merasa kekurangan dan terus meminta untuk lebih dan lebih, namun dengan penuh rasa kesombongan mereka mampu menyebut diri mereka sebagai mahluk paling sempurna. Bahkan di masa awal peradaban, nenek moyang dan para leluhur mereka berani menyebut diri sebagai homo sapiens sapiens atau manusia yang bijaksana, karena mereka merasa kurang puas hanya dengan menyebut diri mereka sebagai homo sapiens, yang sebenarnya juga merupakan nama pemberian mereka sendiri. Bahkan dalam peradaban yang bisa dibilang paling maju sekarang, dengan penemuan paling mutakhir, tidak pernah ada kesempurnaan setidaknya serperti yang diinginkan mahluk yang memenuhi muka bumi ini, segalanya selalu saja tidak pernah cukup, tidak pernah sempuna, selalu ada celah untuk mencari ketidak sempurnan itu.  -  malam itu gelap gulita, keheningan

Ulasan Novel Terusir Karya Buya Hamka

Ulasan mengenai novel terusir Judul Novel Terusir Penulis Buya Hamka Sinopsis Bercerita tentang perjalanan hidup Mariah, seorang wanita dari kalangan biasa yang terusir kehadirannya dari hidup Azhar suaminya dan Sofyan putra mereka. Ia kemudian terpaksa melanjutkan kehidupannya tanpa arah dan tujuan, sendirian di jalanan tanpa tempat untuk kembali, karena kedua orang tua Mariah telah meninggal, dan ia tidak memiliki sanak saudara. Diujung hidupnya yang penuh ketidak pastian dan penderitaan, satu-satunya hal yang dapat membuatnya bertahan adalah cintanya terhadap Sofyan putranya, bahkan setelah ia jatuh kedalam palung kehinaan paling dalam di hidupnya ia masih bertahan, dengan pengharapan kelak ia dapat bertemu dan mencurahkan rasa cintanya kepada Sofyan. Ulasan Terusir adalah sebuah novel yang bercerita tentang cinta, romansa kehidupan, dan permasalahan pelik yang menimpa sebuah rumah tangga yang hadir diakibatkan oleh sifat iri dan dengki, juga sebuah penggambaran secara nya

Cerpen: Persoalan Minta Minta

"Allahhu akbar.... Allahhu akbar....." dengan merdu Azan dilantunkan sang muazin, sebuah masterpiece, lantunan syair yang digumamkan tanpa alunan musik hanya bermodalkan pita suara, lebih merdu dibandingkan musik Mozart. Merdu, lantaran hanya mereka calon penghuni surgalah yang mampu menikmatinya -bukankah semakin sedikit penikmatnya semakin tinggi nilai hal tersebut- dan membuat mereka mampu melangkahkan kaki, melepaskan diri dari belenggu duniawi dengan segala gegap gempitanya. Sebuah panggilan akan deklarasi lemahnya sekaligus kuatnya seseorang yang menghamba kepada Allah. Lemah karena mereka tau bahwa mereka selalu hidup dalam ketergantungan, kuat karena mereka mampu memecah rantai belenggu dunia meski hanya sepersekian menit. Otong bergegas, berlari tunggang langgang menujur kamar dan segera berhadapan dengan almarinya. Digantinya pakaian main dengan kain sarung, songkok hitam dan baju koko putih, serta menjambret sajadah. Siap sedia dengan shalat